KATA PENGATAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh
SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “LINGKUNGAN PENDIDKAN”. Penulisan makalah adalah merupakan salah
satu tugas kelompok dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
TAFSIR TARBAWY di STITY Wonosari.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :
1.
Bapak Ahmad Musadad
S.Pd.I selaku dosen mata kuliah Tafsir Tarbawy.
- Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
- Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan
dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Wonosari, April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH ......................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 1
C.
TUJUAN PENULISAN ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
LINGKUNGAN PENDIDIKAN.................................... 2
B. PANDANGAN
ISLAM MENGENAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN 3
C. JENIS
LINGKUNGAN PENDIDIKAN .................................................. 4
D. FUNGSI
LINGKUNGA PENDIDIKAN ................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
.......................................................................................... 9
B. SARAN ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan
manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada
dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu
akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga
lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses
perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya
tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga
tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian dari lingkungan Pendidikan?
2.
Bagaimana
pandangan islam mengenai lingkungan pendidikan?
3.
Jenis
lingkungan pendidikan?
4.
Apa
Fungsi dari lingkungan pendidikan?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian lingkungan pendidikan
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis lingkungan pendidikan
3.
Sebagai
referensi mata kuliah Tafsir Tarbawy
4.
Untuk
menambah wawasan para mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Ada beberapa istilah yang biasa dipakai oleh para ahli Pendidikan
Islam untuk menunjuk pada faktor lingkungan ini, antara lain yang populer
adalah dengan istilah “al-bi’ah” dan “al-mukhith”.
Sedangkan menurut Ilmu Pendidikan pada umunya, disamping dipergunakan
istilah “lingkungan” itu sendiri ,
juga biasa dipakai pula istilah “milieu”, “environment” atau faktor “alam sekitar”.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang
dimaksud dengan lingkungan adalah daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk
didalamnya. Sedangkan Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang
dengan segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta mahluk hidup lainnya. Secara definisi, yang dimaksud “lingkungan”
adalah segala sesuatu yang ada disekitar peserta didik baik berupa benda-benda,
peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapat
memberikan pengaruh kuat kepada peserta didik yaitu lingkungan dimana proses
pendidikan berlangsung dan lingkungan dimana peserta didik bergaul
sehari-harinya.[1]
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Secara umum dapat diartikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta
didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut Dr. Sutari Imam Barnadib, milieu tidak
dapat disatukan dengan faktor pendidik karena milieu mempunyai sifat-sifat dan
fungsi yang berlainan dengan faktor pendidik. Meskipun ada kesamaannya, ialah
keduanya mempunyai pengaruh kepada peserta didik. Tetapi pengaruh dari pendidik
merupakan pengaruh yang mengandung unsur tanggung jawab. Pengaruh milieu atau
lingkungan hanya merupakan pengaruh belaka, tidak tersimpulkan unsur tanggung
jawab didalamnya. Peserta didik akan untung apabila kebetulan mendapat pengaruh
yang baik, sebaliknya peserta didik akan rugi apabila kebetulan mendapatkan
pengaruh yang kurang baik.[2]
Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan
sebagai berbgai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktik pendidikan.
Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses
pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
B.
PANDANGAN ISLAM MENGENAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Manusia adalah “makhluk sosial”. Hal ini sesuai dengan ayat
Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal tersebut. Khalaqa al-insaana min ‘alaq
bukan hanya diartikan sebagai “menciptakan manusia dari segumpal darah” atau
“sesuatu yang berdempet di dinding rahim”, akan tetapi juga dapat dipahami
sebagai “diciptakan dinding dalam keadaan selalu bergantung kepada pihak lain
atau tidak dapat hidup sendiri”.
Dari hal itu dapat dipahami bahwa manusia dengan seluruh perwatakan
dan pertumbuhannya adalah hasil pencapaian dua faktor, yaitu faktor warisan dan
faktor lingkungan. Faktor inilah yang mempengaruhi manusia dalam berinteraksi
dengannya semenjak ia menjadi embrio hingga akhir hayat. Kemudian, lingkungan
yang nyaman dan mendukung bagi terselenggaranya suatu pendidikan sangat
dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu
sendiri.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap
kedewasaan anak didik, namun lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
dan pengaruhnya sangat besar terhadap anak didik. Sebab, bagaimanapun seorang
anak tinggal dalam suatu lingkungan, disadari atau tidak, lingkungan tersebut
akan mempengaruhi anak tersebut. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah SAW.
dari riwayat Abu Hurairah:
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
‘fitrah’. Namun, kedua orang tuanya (mewakili lingkungan) mungkin dapat
menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Hal ini menunjukkan bahwa
Islam mengakui potensi lingkungan yang pengaruhnya dapat sangat kuat sehingga
sangat mungkin dapat mengalahkan fitrah.”
C.
JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Mengacu pada pengertian lingkungan pendidikan seperti tertulis
diatas, maka lingkungan pendidikan dapat dibedakan atau dikategorikan menjadi 3
macam lingkungan yaitu (1) lingkungan pendidikan keluarga; (2) lingkungan
pendidikan sekolah ; (3) lingkungan pendidikan masyarakat atau biasa disebut
tripusat oleh KI Hajar Dewantara lingkungan ketiga disebut sebagai perkumpulan
pemuda.
a.
Lingkungan
Pendidikan Keluarga
Keluarga
adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia.
Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan
sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. Di keluarga pula manusia untuk pertama
kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga
pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena didalam
keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.
Berdasarkan
hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam
membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah
menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya.[3]
Dalam
hal ini Allah berfirman:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR ……
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa
api neraka…..(at-Tahrim:6)
Disinilah
letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah
amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta
pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya. Dalam hadist lain juga
disebutkan yang artinya “Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah” (HR.
Zailani). Yang dimasud dengan berenang dan memanah dalam hadist ini adalah
kewajiban orang tua untuk mendidiknya dalam pendidikan agama dan pendidikan
umum, termasuk di dalamnya adalah pendidikan keterampilan.[4]
Keluarga
dalam perspektif pendidikan Islam memiliki tempat yang sangat strategis dalam
pengembangan kepribadian hidup seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang
akan sangat tergantung pada baik buruknya pelaksanaan pendidikan Islam di keluarga.
b.
Lingkungan
Pendidikan Sekolah
Sekolah
adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga, karena semakin
besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya sebagian
kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam
mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak
menganai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk
memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam keluarga. Oleh karena itu sudah
sepantasnyalah orang tua menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah.
Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dann
pengajaran kepada anak didik. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah haruslah merupakan kelanjutan,
setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.
Sekolah
telah membina anak tentang keceerdasan, sikap, minat, dan lain sebagainya
dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak mentaatinya. Lingkungan yang
positif adalah terhadap pendidikan Islam
yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk
berlangsungnya pendidikan agama ini. Sedangkan lingkungan sekolah yang netral
dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justru menjadikan anak
jumud, picik, berwawasan sempit. Sifat dan sikap ini menghambat pertumbuhan
anak. Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama yaitu
lingkungan sekolah berusaha keras meniadakan kepercayaan agama di kalangan anak
didik.
c.
Lingkungan
Pendidikan Masyarakat
Lembaga
pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga
dan sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat
ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan
minat maupun pembetukan kesusilaan dan keagamaan.
Pendidikan
dalam pendidikan masyarakat ini bisa dikatakan pendidikan secara tidak
langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar olehh masyarakat. Dan
anak didik secara sadar atau tidak telah mendidik dirinya sendiri, mencari
pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan dan
keagamaan di dalam masyarakat
D.
FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Sebagaimana telah dijelasakan diatas, bahwa atau tempat berguna
untuk menunjang suatu kegiatan untuk, termasuk kegiatan pendidikan, karena
tidak satupun kegiatan yang tidak memerlukan tempat dimana kegiatan itu di
adakan. Sebagai lingkungan pendidikan Islamiyah, ia mempunyai fungsi antara
lain menunjang terjadinya proses kegiatan belajar mengajar secara aman, dan
berkelanjutan.
Sebelum belajar di madrasah-madrasah tersebut , kaum muslimin
belajar di kutab di mana diajarkan bagaimana cara membaca dan menulis huruf
Al-Qur’an, dan kemudian diajarkan ilmu agama dan ilmu Alqur’an.
Dengan memperhatikan uraian
dan informasi di atas dapat diidentifikasi bahwa lingkungan atau tempat
berlangsungnya kegiatan pendidikan islam itu terdiri dari rumah, masjid, kutab,
dan madrasah.
Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional, misalnya mengatakan sebagai berikut :
a.
Suatu
pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di
sekolah atau di luar sekolah.
b.
Satuan
penmdidikan yang di sebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang
berkesinambungan.
c.
Satuan
pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus, dan satuan
pendidikan yang sejenis.
Selanjutnya, bagaiman pandangan Al-Qur’an terhadap keberadaan
lembaga pendidikan tersebut serta fungsinya. Meskipun lingkungan tidak
bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun lingkungan merupakan
faktor yang sangat menentukan dan pengaruhnya sangat besar terhadap anak didik.
Sebab, bagaimanapun seorang anak tinggal dalam suatu lingkungan, disadari atau
tidak, lingkungan tersebut akan mempengaruhi anak tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan
lingkungan pendidikan terhadap pembentukan karakter manusia sangat penting
sekali, diantaranya :
1.
Lingkungan
keluarga adalah salah satu lingkungan yang pertama kali mempengaruhi
pembentukan karakter manusia., baik masih dalam kandungan di rahim sang ibu
maupun setelah lahir ke dunia.
2.
Agama
Islam sangat memperhatikan masalah lingkungan yang menjadi awal pembentukan
karakter manusia sampai-sampai ada sabda Rosulullah SAW yang menyatakan bahwa
baik dan buruknya tergantung pada baik buruknya lingkungan disekitarnya.
3.
Jenis-jenis
lingkungan yang selama ini menjadi pembentuk karakter manusia antara lain
yaitu: lingkungan keluarga, sekolah/madrasah dan lingkungan masyarakat pada
umumnya.
B.
SARAN
Ada beberapa saran-saran yang dapat disampaikan kepada para
pembaca, diantaranya yaitu:
1.
Kepada
para anak didik pandai-pandailah dalam memilih teman dalam bergaul, sebab peranan
teman sangat besar dalam pembentukan karakter manusia.
2.
Kepada
para orang tua hendaknya memberikan suri tauladan yang baik didalam keluarga,
tanamkan suasana yang harmonis dalam keluarga serta control pergaulan
anak-anaknya sebab dalam keluargalah yang pertama kali pendidikan untuk si
anak.
3.
Kepada
para pendidik hendaknya selalu tingkatkan kualitas diri dalam mengajar dan
mendidik serta perhatikan juga pergaulan anak didik yang menjadi asuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Al jumbulati, Ali. 1994. Perbandingan Pendidikan Islam. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Budiyanto, Mangun, Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Griya Santri, 2011
Daradjat, Zakiah, dkk. 2001. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.
Jakarta: Bumi Aksara
Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Aksara,1992
Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun
Kamus Pusat Bahasa, ed. 3.-cet.2. 2002. Jakarta: Balai Pustaka
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu
pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Fakultas Ilmu pendidikan IKIP, 1995
[2] Sutari Imam
Barnadib, Pengantar Ilmu pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Fakultas
Ilmu pendidikan IKIP. 1995
[3] Dra. Zuhairini,
dkk, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:
Bumi Aksara,1992) hlm.177
[4] Ibid. hlm. 178
Tidak ada komentar:
Posting Komentar